nuff

Monday, June 28, 2010

Kekuatan Ukhuwah Dalam Dakwah


Imam Hasan Al Banna mengatakan, “Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekukuh-kukuh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan kesatuan; tidak ada kesatuan tanpa cinta kasih; minima cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimanya adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri).”[1]

Al Akh yang tulus,” lanjut beliau, “Melihat saudara-saudaranya yang lain lebih utama daripada dirinya. sendiri, kerana ia, jika tidak bersama mereka, tidak dapat bersama yang lain. Sementara mereka, jika tidak dengan dirinya, dapat bersama dengan orang lain. Dan sesungguhnya serigala hanya makan kambing yang terlepas sendirian. Seorang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat sebuah bangunan, yang satu mengukuhkan yang lain.”[2]

Ukhuwah dalam gerakan da’wah akan mengukuhkan dan memantapkan tapak serta gerak langkah jama’ah dalam mewujudkan proses perjuangan mewujudkan tujuan-tujuan da’wah. Jumlah anggota yang banyak dalam jama’ah perlu diikat dengan ikatan ukhuwah yang kukuh untuk menyatukan jalan dan meminimakan masalah dalaman yang disebabkan perbezaan pandangan dalam masalah-masalah cabang.

Imam Hasan Al Banna menetapkan tiga asas ikatan ukhuwah, yakni ta’aruf, tafahum, dan takaful. Tentang ta’aruf, saling mengenal, beliau menasihatkan untuk saling mengenal dan saling berkasih sayang dengan ruhullah, menghayati makna ukhuwah yang benar dan utuh di antara sesama anggota, berusahalah agar tidak ada sesuatu pun yang merenggangkan ikatan ukhuwah, dan menghadirkan selalu bayangan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits tentang ukhuwah.

Tentang tafahum, saling memahami, beliau berpesan bahwa ia adalah pilar kedua dalam ukhuwah. Beliau menasihati untuk istiqamah dalam manhaj yang benar, menunaikan apa-apa yang diperintahkan Allah kepadanya, dan tinggalkan apa-apa yang dilarang, melakukan muhasabah diri dengan muhasabah yang detail dalam hal ketaatan dan kemaksiatan, setelah itu bersedia menasihati saudaranya yang lain. Hendaklah seseorang menerima nasihat saudaranya dengan penuh rasa suka cita dan ucapkan terima kasih padanya.

Tentang takaful, saling menanggung beban, yang merupakan asas ketiga, beliau berpesan agar saling memikul beban sebagian yang lain. Demikian itulah fenomena konkrit iman dan intisari ukhuwah. Hendaklah sebahagian dari mereka senantiasa bertanya kepada sebahagian yang lain (tentang keadaan kehidupannya). Jika didapati padanya kesulitan, segeralah memberi pertolongan selama ada jalan untuk itu, serta mengimani tentang hadits-hadits tentang tolong menolong dan fadhilahnya.[3]

Tingkatan tertinggi dalam berukhuwah adalah itsar, yakni mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingannya sendiri.

Sedikit berbeza dengan Imam Hasan Al Banna, Dr. Abdul Halim Mahmud menyebutkan tahap-tahap ukhuwah sebagai berikut: ta’aruf (saling mengenali), ta’aluf (saling bersatu), tafahum (saling memahami), ri’ayahatau tafaqud (perhatian), ta’awun (saling membantu), dan tanashur (saling menolong).

Ta’aluf bererti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya, atau bersatunya seseorang dengan orang lain.



Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran: 103)

Pengertian ri’ayah atau tafaqud adalah, hendaklah seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranyanya tersebut memintanya, kerana pertolongan yang merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Di antara bentuk perhatian adalah menutupi aib saudara muslimnya, berusaha menghilangkan kecemasannya, meringankan kesulitan yang dihadapinya, dan membantunya dalam memenuhi keperluan, serta menjalankan kewajipan-kewajipan yang ditetapkan Islam atasnya untuk saudaranya itu.

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Hak seorang muslim yang harus dipenuhi oleh muslim yang lain ada enam.” Ditanyakan, “Apakah keenam hak itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Jika engkau berjumpa dengannya, maka ucapkanlah salam; jika ia mengundang, maka penuhilah undangannya; jika ia meminta nasihat kepadamu, maka nasihatillah ia; jika ia bersin lalu memuji Allah, maka ucapkanlah yarhamukallah; jika ia sakit, maka kunjungilah; dan jika ia mati, maka antarkanlah jenazahnya.” (HR Muslim)

Tanashur masih sejenis dengan ta’awun, tapi memiliki pengertian yang lebih dalam, luas, dan menggambarkan makna cinta dan kesetiaan. Seseorang tidak akan menjerumuskan saudaranya, kepada sesuatu yang buruk, tidak pula membiarkannya saat ia menghadapi suatu masalah yang tidak membahayakan orang lain; mencegah dan menolongnya dari bisikan syaitan; menolongnya dari orang yang menghalanginya dari hidayah; serta menolongnya saat menzhalimi dan dizhalimi.

Beliau mengatakan, “Ukhuwah dalam islam menempati posisi yang tinggi, tidak ada suatu perkara yang melampauinya, kerana ia merupakan batu-bata bagi tegaknya bangunan perjuangan Islam. Kita tidak akan dapat membayangkan bahwa ada suatu aktiviti untuk memperjuangkan Islam yang boleh dilakukan oleh seseorang secara individu akan memberikan hasil yang memuaskan, dalam erti kata mewujudkan sasaran terbesar dari aktiviti ini, yaitu kemenangan Allah di muka bumi. Demikian pula aktivitas yang dilaksanakan sejumlah orang, jama’ah, atau beberapa jama’ah tidak mungkin berhasil, kecuali di antara mereka terjalin hubungan ukhuwah dalam Islam yang akan membantu terwujudnya sikap saling memahami, saling membantu, dan saling menolong. Atas dasar itu semua, Islam menjadikan persaudaraan dalam iman sebagai asas aktivitas perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi ini.”[4]

[1] Risalah Ta’alim, dari Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin

[2] ibid

[3] Risalah Nizhamul Usar, dari Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin

[4] Fiqih Ukhuwah: Merajut Benang Ukhuwah Islamiah


2 comments:

  1. indahnya persaudaraan kerana Allah...

    moga2 ALlah memelihara ukhuwwah yg terjalin...

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails